masukkan script iklan disini
Aceh Singkil, PAHAMLAH.COM– Jagat maya dikejutkan dengan sebuah video viral yang menampilkan seorang perempuan bersama dua anaknya meninggalkan rumah dan kembali ke kediaman orang tuanya. Video tersebut pertama kali diunggah akun Safitri Alshop Aceh dan langsung menyita perhatian publik.
Dalam video, sang istri tampak mengemasi barang-barangnya. Yang membuat warganet tersentuh adalah narasi dalam bahasa daerah yang ia tulis, bernuansa sakit hati dan kekecewaan setelah suaminya dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan menerima SK penugasan di Satpol PP dan WH Aceh Singkil.
Pesannya, yang kurang lebih berarti dirinya merasa diabaikan setelah sang suami sukses dalam karier, sontak memicu gelombang simpati dan kemarahan warganet. Banyak komentar yang meminta agar SK PPPK suaminya ditinjau ulang karena dianggap menelantarkan keluarga.
Kades Luruskan Isu: Bukan Karena PPPK, Tapi Masalah Rumah Tangga
Menanggapi isu yang berkembang, Kepala Desa Siti Ambia, Aswalun, memberikan klarifikasi. Ia membenarkan bahwa pasangan tersebut memang telah berpisah, namun bukan semata karena suami lulus PPPK.
“Benar, mereka sudah bercerai. Tapi apakah karena lulus PPPK, saya tidak bisa pastikan,” ujar Aswalun.
Menurutnya, keretakan rumah tangga pasangan tersebut sudah mulai sejak sang suami masih bekerja sebagai tenaga honorer.
“Konfliknya sudah lama. Sejak masih honorer mereka sering berselisih, terutama soal ekonomi. Sudah beberapa kali kami mediasi, sempat baik, tapi bertengkar lagi,” jelasnya.
Aswalun menambahkan, hubungan semakin memburuk karena sikap keduanya yang saling egois. Hingga akhirnya, sang suami menyatakan ingin bercerai dan kini proses perceraian tengah berjalan di Mahkamah Syar’iyah.
Drama Rumah Tangga Jadi Konsumsi Publik
Meski faktanya perceraian tidak berkaitan langsung dengan status PPPK, video yang beredar tetap mencuri perhatian publik dan memunculkan beragam reaksi. Warganet terbelah antara pihak yang bersimpati pada sang istri dan pihak yang meminta masyarakat tidak terburu-buru menghakimi.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa persoalan rumah tangga tidak selalu terlihat dari permukaan, meski sering kali menjadi sorotan ketika dikaitkan dengan status sosial atau karier.
Sumber: radarsingkil.co


