masukkan script iklan disini
PAHAMLAH.COM-Lahan eks PT Tunggal Perkasa Plantations (TPP) seluas 683 hektar yang sebelumnya disita oleh Satgas Penanganan Kejahatan di Bidang Kehutanan (PKH) kini menjadi sorotan publik. Lahan tersebut diserahkan kepada Kelompok Tani JD Karya Mandiri melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO) bersama PT Agrinas Palma Nusantara. Namun, penunjukan itu menuai polemik karena dinilai tidak transparan dan sarat kejanggalan.
Ketua kelompok tani JD Karya Mandiri diketahui adalah dr. Jeri Adli, sosok yang sempat viral karena kasus perselingkuhan beberapa waktu lalu. Kini, namanya kembali mencuat bukan karena profesinya di dunia medis, melainkan karena diduga memimpin kelompok tani fiktif yang memperoleh kepercayaan mengelola lahan negara dengan cara penuh tanda tanya.
Beredar informasi bahwa dr. Jeri diduga mengaku sebagai dokter pribadi Presiden Prabowo Subianto untuk memperlancar proses kerja sama tersebut. Di sisi lain, keanggotaan kelompok tani JD Karya Mandiri disebut tidak jelas bahkan diduga hanya formalitas di atas kertas, tanpa anggota aktif maupun kegiatan pertanian nyata. Sejumlah pihak juga menduga ada campur tangan oknum dari jaringan Elang 3 Hambalang Riau di balik pengaturan proyek ini.
Situasi tersebut memicu reaksi keras dari Forum Pemuda Riau (FPR). Melalui pernyataan resmi, Ketua FPR Wewen meminta PT Agrinas Palma Nusantara segera mencabut KSO yang diberikan kepada kelompok tani JD Karya Mandiri. Menurutnya, penunjukan tersebut tidak hanya merugikan petani lokal, tetapi juga berpotensi mencederai semangat pemerataan ekonomi rakyat.
“KSO ini sudah menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Masih banyak petani asli yang lebih berhak mendapatkan kesempatan tersebut. Agrinas jangan tutup mata — cabut KSO bermasalah ini!” tegas Wewen dalam keterangan resminya.
Tim media berupaya mengkonfirmasi langsung kepada dr. Jeri Adli pada Sabtu (4/10) melalui pesan WhatsApp. Namun, tanggapan yang diterima justru menimbulkan kecurigaan baru. “Ini nomor Klinik Victory, Pak. Kalau mau konfirmasi ke nomor ini ya Pak, terima kasih,” tulis akun tersebut, sambil mengarahkan wartawan ke kontak lain atas nama Febrian.
Tak lama kemudian, muncul pesan lanjutan dari nomor yang sama. “Saya Rhesa, Pak, admin klinik. Silakan langsung ke Pak Pebri ya Pak. Makasih Pak,” tulisnya. Namun ketika ditelusuri, nomor tersebut ternyata memang milik dr. Jeri Adli, lengkap dengan identitas dan foto profil yang sesuai, sehingga terkesan upaya untuk mengelabui awak media.
Saat diminta penjelasan tambahan, pihak yang mengaku admin kembali beralasan bahwa dr. Jeri sedang berada di Malaysia untuk berobat, sementara Febri disebut sebagai adik sekaligus pengurus koperasi. Jawaban yang berubah-ubah ini dinilai tidak rasional dan memperkuat dugaan adanya manipulasi informasi dalam pengelolaan KSO tersebut. Publik kini menanti sikap tegas PT Agrinas, apakah akan berpihak pada petani asli Riau atau tetap melindungi kelompok yang sarat kepentingan.